PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP BAHASA INDONESIA DIKALANGAN MILENIAL

 

PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP BAHASA INDONESIA

DIKALANGAN MILENIAL

 

Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang diperlukan setiap individu maupun kelompok yang paling efektif dan mutlak. Bangsa tidak dapat berkembang tanpa adanya bahasa karena bahasa merupakan identitas bangsa. Bahasa indonesia bukan lagi hanya menjadi bahasa persatuan, namun mejadi bahasa resmi, negara, dan bahasa ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahasa merupakan indikator pengukur kebudayaan suatu bangsa (Indrayanti, 2015).  Bahasa merupakan tool atau alat kebudayaan. Biarpun terdapat bermacam-macam alat  tetapi  bahasa merupakan alat  komunikasi untuk keberlangsungan hidup  kebudayaaan.  Tanpa keberadaan bahasa adalah sulit kiranya dibayangkan bagaimana suatu masyarakat bisa berkembang, hidup  dan memberikan tempat bagi aktivitas kebudayaan. Mulai dai pagi hingga ke pagi kembali, bahkan pada waktu kita merenungi  tentang  hidup  dan kehidupan,  kita tidak pernah lepas dengan penggunaan  bahasa (Effendy, 2014). Dalam aktivitas pembangunan bangsa, sikap positif terhadap bahasa indonesia harus dimiliki setiap rakyat indonesia. Bahasa indonesia harus menjadi kebanggaan dan jati diri raykyat indonsia. Berbasis historisitas, rakyat Indonesia harus bangga memiliki bahasa sesuai dengan nama negaranya, Indonesia(Widyartono, 2019) .

Globalisasi telah memberikan kehidupan kita banyak pengaruh positif. Contoh-contoh nya iyalah semakin mudah untuk membeli dan mendapatkan barang impor dari luar negeri, meluaskan pasar untuk produk-produk dalam negeri sampai ke kancah internasional, kendaraan pribadi dan umum yang semakin canggih. Namun pada jaman globalisasi saat ini teknologi yang canggih sangat memengaruhi pemuda indonesia. Banya pemuda indonesia yang berlomba lomba untuk mempergaul dirinya. Hal tersebutlah yang menimbulkan kelakuan yang tidak tertaur, berpakaian yang kurang sopan, hingga bahasa pun sangan berubah tidak sesuai kaidahnya.

Banyak penyimpangan bahasa dari bahasa yang dulu pernah baik bahkan banyak pemuda yang malu karena akan dianggap kampungan jika tidak menggunakan bahasa yang “gaul”. Bahasa gaul/slang Indonesia adalah ragam bahasa Indonesia tidak standar yang banyak digunakan di Jakarta pada tahun 1970-an yang berikutnya digeser  oleh ragam yang dinamakan sebagai bahasa gaul, seiring berjalannya waktu bahasa gaul yang berasal dari Jakarta mulai menyebar ke daerah lain di seluruh Indonesia. Banyak sekali bahasa gaul atau bahasa yang tidak baku yang sudah salah menurut kamus besar bahasa indonesia contohnya gue, lo, bikin, ngapain, gini, gitu dan lain-lain. Ini adalah kata-kata yang sehari-hari banyak kita ucapkan saat berbicara kepada teman maupun orang lain. Bahkan tak jarang banyak mengeluarkan bahasa asing contohnya sorry, and, thank you, dan yang lain lain. Bahasa gaul pada dasarnya digunakan sebagai alat komunikasi antara sekelompok remaja. Hal ini terjadi karena remaja memiliki cara tersendiri untuk mengungkapkan ekspresinya. Bahasa gaul digunakan untuk menyampaikan hal yang dianggap hanya bisa dimengerti kemlompoknya sendiri agar pihak lain tidak dapat mengetahui apa yang sedang mereka bicarakan (Sari, 2015). Bahasa gaul merupakan beberapa kata dan istilah yang mempunyai arti khusus, unik, menyimpang bahkan sangat bertentangan dengan arti yang lazim saat digunakan oleh kelompok dari kultur tertentu (Mulyana,  2008). Bahasa gaul dapat mengancam eksistensi bahasa Indonesia, menurunnya derajat bahasa Indonesia, dan yang paling parah menyebabkan punahnya bahasa Indonesia(Sari, 2015).

Faktor banyaknya pemuda yang menggunakan bahasa gaul salah satunya ialah lingkungan, karena pengaruh lingkungan umumnya para remaja menyerap percakapan orang orang dewasa di sekitarnya, baik teman seumuranya dan keluarga. Lalu faktor lainnya ialah internet banyak sekali bahasa gaul yang beredar di sosial media berdampak terhadap perkembangan bahasa gaul. Penikmat situs-situs jejaring sosial yang kebanyakan adalah remaja, menjadi pelaku utama dalam menyebarkan pertukaran bahasa gaul. Tulisan seorang remaja di situs jejaring sosial yang menggunakan bahasa ini, akan dilihat dan bisa saja ditiru oleh ribuan remaja lain. Meluasnya penggunaan bahasa gaul dapat terlihat di iklan televisi, lirik lagu, novel, media sosial dan lain lain. Hal inilah yang menyebabkan bahasa gaul tidak dapat dihindari, hal ini karena pengaruh perkembangan teknologi serta pemakaiannya oleh sebagian besar remaja sehingga cepat atau lambat bahasa Indonesia akan tergeser keberadaannya (Suminar, 2016).

Pemakaian bahasa gaul yang sangat meluas di masyarakat, bisa diminalisir dengan menanamkan kecintaan daram diri generasi bangsa terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional (Suminar, 2016). Hal yang dapat kita lakukan untuk meminimalisir penggunaan bahasa gaul ata slang adalah dengan menggunakan dan membudayakan penggunaan bahasa baku. Namun hal ini bukanlah hal yang mudah dilakukan bagi para pemuda indonesia karena bahasa gaul/slang sudah menjadi kebiasaan dalam percakapaan sehari-hari. Keberadaan bahasa indonesia harus diakui secara utuh, bukannya seperti sekarang ini bahasa indonesia digunakan pada saat-saat tertentu saja. Bahasa Indonesia pada dasarnya harus dikembalikan sesuai dengan tujuan utamanya yaitu, sebagai bahasa yang resmi yang harus digunakan sebagai alat komunikasi resmi masyarakatnya. Penggunaan bahasa gaul yang secukupnya dan digunakan tepat sesuai dengan porsinya akan jauh lebih baik dibandingkan dengan penggunaannya secara berlebihan (Suminar, 2016).

Bangsa indonesia seharusnya mempersiapkan diri dengan penuh perhitungan, di zaman globalisasi seperti sekarang mempertahankan bahasa indonesia merupakan tantangan bagi bangsa indonesia untuk dapat mempertahankan diri di tengah-tengah pergaulan antar bangsa yang sangat sulit (Hanung, 2017). Maka dari itu mari kita semua menjunjung tinggi bahasa indonesia, ini adalah tugas kita bersama untuk melakukan perubahan. Karena penggunaan bahasa indonesia yang tidak benar ialah salah satu penghianatan terhadap bangsa indonesia.

 

 

 

Comments

Popular posts from this blog

Akuisisi Bukti Digital

Analisa Anatomi Serangan IoT

Referensi Jurnal Project